Dibandingkan dengan gagal ginjal kronis, asupan nutrisi protein yang dibutuhkan lebih tinggi bagi yang mulai menjalani pengobatan dialisis peritoneal.Setiap hari, protein (sekitar 8-12 gram) akan terbuang bersamaan dengan pembuangan air ekstra dan limbah tubuh. Karena itulah, protein malah harus ditambahkan dalam diet pasien. Jika terjadi infeksi pada membran, protein yang terbuang akan lebih banyak (sekitar 20-30 gram). Protein adalah nutrisi yang diperlukan untuk menjaga pertumbuhan tubuh dan melindungi jaringan yang terdapat dalam tubuh. Jadi, para pasien cuci ginjal dianjurkan untuk menambah suplemen protein melalui banyak makan makanan berprotein tinggi.
Prinsip dasar
- Kalori: Kandungan glukosa dalam dialisis akan langsung diserap oleh jaringan sel tubuh dan mudah menyebabkan trigliserida dalam darah meningkat. Untuk menghidari asupan gula dan minyak berlebih, maka kalori yang diperlukan lebih sedikit dari biasanya. Karena itu, perlu meminta pakar gizi untuk mengevaluasi dan menetapkan jumlah kalori yang diperlukan.
- Kurangi permen, roti & biskuit, kue, soda, jus, minuman dingin dan makanan manis
- Kurangi gorengan dan makanan yang mengandung minyak yang banyak, seperti pastry, kue, dsb.
- Bergerak secukupnya untuk membuang kalori dan mencegah kegemukan.
- Protein: Protein terbuang lebih banyak pada dialisis peritoneal dibandingkan dengan cuci darah, karena itu perlu ditambahkan protein. Protein berkualitas tinggi hendaknya harus lebih dari 1/2, seperti: susu, ikan, daging, telur dan makanan dari kacang kedelai; Kurangi protein yang kurang berkualitas seperti kacang hijau, kacang merah, kacang fava, kacang polong, produk gluten seperti gluten (mian jin), gluten gulung (mian chang), gluten gandum (kao fu), kacang tanah, kuaci, kacang kenari, kacang monyet, almond, dsb.
- Minyak: Minyak yang dipilih sebaiknya minyak nabati, seperti minyak zaitun, minyak salad. Jika lemak darah terlalu tinggi, lihat dan baca di “Pola diet hiperlipidemia.”
- Vitamin: Akan hilang seiring dialisis. Dianjurkan untuk makan makanan berserat larut dalam air, dapat diperoleh melalui dari buah buahan dan sayuran hijau. Asupan vitamin harus mengikuti petunjuk dokter dan pakar gizi.
- Mineral:
- Kalsium: perhatikan suplemen kalsium, seperti produk susu, ikan teri, sayuran hijau, dsb.
- Fosfor: saat konsentrat fosfor darah agak tinggi, makan secukupnya. Bacalah prinsip pola makan batasan fosfor.
- Potasium: jika jumlah air kencing kurang dari 1.000 cc, perhatikan konsentrat potasium dalam darah karena dapat menyebabkan potasium darah terlalu tinggi. Bacalah prinsip pola makan batasan potasium.
- Natrium: Perhatikan konsentrat natrium dalam darah. Jika terlalu tinggi, hindari makanan yang terlalu asin, dan hindari asinan atau makanan olahan.
- Zat besi: Perbanyak makanan yang mengandung zat besi yang tinggi seperti daging merah, pig blood cake, darah bebek, tiram, sayur hijau tua, anggur, ceri, dsb. Sediakan satu jenis makanan vitamin C misalnya jambu untuk setiap hidangan karena dapat meningkatkan asupan zat besi. Jika ada daging dalam hidangan tersebut, jangan minum teh atau kopi. Pilih buah yang segar, hindari makanan olahan, seperti makanan instan.
- Zinc (zat seng): Dapat meningkatkan selera makan, menambah sensitifitas indra perasa, seperti makanan seafood, tiram, dsb.
- Air: Minum secukupnya. Tidak ada batasan ketat untuk dialisis peritoneal. (Tetapi, jika terjadi edema/ penumpukan cairan, batasi air dengan tambahan 500-700 cc dari total jumlah air kencing kemarin).
- Larangan buah-buahan: Dilarang makan buah belimbing.。
- Cara masak:
- Gunakan daun bawang, jahe, bawang putih, lada cabe, bunga lawang, kayu manis, gohiong, lada Sichuan, daun ketumbar, perasan jeruk nipis sebagai penyedap rasa, seperti ikan lemon untuk meningkatkan selera makan.
- Jadikan sup kental dengan mencampur tepung kanji dalam sup.
- Cara memasak sebaiknya dengan kukus, rebus, semur atau panggang.