回首頁LOGO按鈕

Dapatkan obat dicampurkan/ diminum bersama susu?

Secara umum, tidak disarankan untuk mencampurkan obat ke dalam susu karena obat dapat mengubah rasa susu. Jika anak menolak minum atau tidak menghabiskannya, maka anak tidak mendapatkan dosis obat yang cukup sehingga mempengaruhi efektivitas obat. Selain itu, beberapa obat mungkin berinteraksi dengan susu dan mempengaruhi efeknya. Untuk memudahkan memberikan obat, Anda dapat mencampurkan obat bubuk dengan sedikit air, sirup, atau jus (jangan menggunakan madu atau jus grapefruit). Pastikan tidak mencampurkan terlalu banyak agar anak dapat menghabiskannya sepenuhnya supaya dosis obat yang masuk benar-benar cukup.

Apakah obat yang diminum sebelum dan sesudah makan harus diberikan secara terpisah?

Beberapa obat direkomendasikan untuk diminum sebelum makan karena penyerapan obat dapat terganggu oleh makanan dan mempengaruhi efek dan efektivitas obat, seperti sebagian antibiotik atau obat yang merangsang peristaltik usus. Jika jadwal pemberian obat berbeda dengan waktu makan, tidak ada masalah jika obat sebelum atau sesudah makan diberikan bersamaan. Namun, beberapa obat seperti Smecta powder (suspensi oral untuk diare dengan rasa jeruk dan vanilla, mengandung glukosa dan sukrosa) dapat mempengaruhi penyerapan obat lain, sehingga tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat lain. Lebih baik untuk mengonsumsinya secara terpisah setelah satu jam setelah memberikan obat lain.

Bagaimana jika muntah setelah minum obat?

Jika muntah terjadi segera setelah mengonsumsi atau dalam waktu 30 menit setelahnya, berikan 1 dosis tambahan. Jika muntah terjadi dalam rentang waktu 30 hingga 60 menit setelah pemberian obat, berikan setengah dosis. Jika muntah terjadi lebih dari 2 jam setelah pemberian obat, tidak perlu memberikan dosis tambahan dan tunggu waktu berikutnya untuk memberikan obat sesuai jadwal berikutnya.

Apa yang harus saya lakukan jika anak masih demam tinggi setelah minum obat?

• Jika setelah mengonsumsi obat penurun demam secara oral selama 1 hingga 2 jam, anak masih mengalami demam tinggi dan merasa sangat tidak nyaman, pertimbangkan untuk memberikan supositoria penurun demam melalui dubur, tetapi jangan gunakan jika anak mengalami diare. Selain itu, gunakan air hangat untuk mengompres tubuh anak untuk menurunkan demam. Jangan gunakan air dingin atau alkohol untuk mencegah anak menggigil. Ketika suhu tubuh terlalu tinggi, ada kemungkinan terjadinya kejang demam, terutama pada anak usia 6 bulan hingga 6 tahun. Jika suhu tubuh melebihi 38 ℃ dan anak mengalami kejang, menggigil, atau kehilangan kesadaran, pastikan untuk menjaga saluran pernapasan tetap lancar. Jangan sampai anak tersedak atau menggigit lidah, dan segera cari bantuan medis.
• "Demam" adalah gejala yang umum terjadi ketika sedang sakit, dan merupakan sinyal peringatan penting. Oleh karena itu, yang paling penting ketika mengalami demam adalah untuk menemukan dan mengobati penyebabnya. Infeksi adalah salah satu penyebab utama demam pada anak-anak, oleh karena itu jika dokter meresepkan antibiotik, pastikan untuk memberikan obat sesuai dengan petunjuk dokter. Selain itu, banyak-banyaklah minum air dan jagalah asupan cairan.

Apa yang harus diperhatikan saat minum antibiotik?

• Jika Anda mendapatkan obat sirup kering, tambahkan air dingin hingga mencapai garis yang ditandai di botol atau wadah (Perhatikan bahwa jumlah air yang ditambahkan harus mencapai garis yang ditandai di botol setelah campuran rata. Jika tidak yakin, tanyakan kepada apoteker).
• Setelah obat larut menjadi sirup, kocok terlebih dahulu sebelum menuangkan dosis yang dibutuhkan untuk memastikan dosisnya cukup. Sisa obat sirup harus disimpan di dalam kulkas.
• Saat mengonsumsi antibiotik, selalu ikuti petunjuk dokter dan minum obat tepat waktu. Pastikan untuk menyelesaikan seluruh periode pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh dokter. Jangan menghentikan atau mengubah dosis obat sendiri agar tidak menyebabkan resistensi bakteri.